CINTA
CINTA CINTA.
CINTA ITU MENYAKITKAN.
CINTA memang indah tapi itu tidak
selamanya, itu hanya sementara. Aku sudah lama mengenal pahit getirnya cinta.
Tetapi yang ini paling sakit, paling kejam, paling egois, dan paling menusuk.
Aku tak ingin merasakan pahit itu lagi. INI YANG TERAKHIR DAN TIDAK ADA LAGI !
Kapan aku bisa lolos dari pahit
yang selalu mengelilingiku dan bisa saja tiba-tiba muncul dan membuatku remuk?
Kapan aku terbebas dari itu ya Allah? Aku capek, aku sangat sangat capekkk. Aku
sudah berulang kali merasakan itu, dari yang diselingkuhi, yang kesalahpahaman.
Aku sudah bosan dengan itu. Tapi sekarang kenapa dengan sebab ini Engkau
membuatku remuk.
Apakah aku sedang menyalahkanMu ya
Allah? Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya gelap mata. Maafkan
hambaMu yang berlumuran darah ini. Hamba minta maaf.
***
Kak Dion ingin bertemu dengan aku?
Apa benar? Ehmmm apa yang harus aku lakukan agar aku terliat sempurna dimatanya.
Aku ingin dia melihatku seperti perempuan, bukan gaya lakiku ini. Kenapa aku
harus bertingkah laku seperti lelaki? Tak bisakah aku menjadi perempuan yan
anggun untuk hari ini saja.
“ Adek mau gak jadi pacarku? “
kata-kata itu tak bisa kulupakan dari waktu mentari menyengat sampai mentari
redup. Apa benar aku mencintai kak Dion? Kakak kelas yang baru aku kenal
melalui pesan singkat. Aku tidak percaya,selama ini yang aku rasakan bukan
sayang ke seorang kakak tapi aku benar-benar mencintainya. Tapi aku takut
merasakan sakit lagi, aku takut terjatuh lagi bahkan bisa lebih dalam, aku juga
bimbang karena aku seorganisasi dengan dia.
Aku tau aku akan bersalah jika aku
menerimanya cintanya. Tapi aku lebih lebih bersalah bila aku menolak cinta putihnya
itu. Menolak ketulusan cintanya yang sudah lama dia pendam. Aku harus
bagaimana? Memberi PHP? Apa aku akan menerima cintanya itu? Ya Allah berikan
petunjuk. Tanpa aku sadari aku menerimanya masuk hatiku lewat pesan singkat.
Hufffft aku harus menerima resiko bila ada masalah. Apa aku akan benar-benar
sanggup jika terjatuh lagi? Itu yang selalu difikiranku.
Semakin hari, hubunganku dengan
kak Dion semakin baik. Aku bisa menerima dia apa adanya, meskipun banyak yang menghinaku
kalau dia tidak pantas denganku. Aku dihina ‘bodoh’ memilih pasangan. Tapi aku
menghiraukan itu, karena aku sudah sangat menerima kak Dion apa adanya. Entah
itu dari fisik maupun hati. Aku mencintai dia yang sekarang dan selamanya.
Mungkin aku dibutakan oleh perhatiannya selama ini ke aku.
Sebulan... Sebulan lebih seminggu.
Aku masih ingat waktu kencan kita pertama dulu. Meskipun kita kencannya bertiga,
tetapi aku suka. Dia memberiku boneka, memberiku bros, yang tidak kalah penting
dia selalu memberikan perhatiannya hanya untukku. Sepertinya dia juga sangat
cinta kepadaku.
Tetapi kenyataan sekarang nilai-nilai
akedemisnya turun, itu kata temannya. Aku ingin lari menjauhinya saatku
tersadar aku membuatnya berubah. Aku ingin dia sama seperti dulu. “ Disini aku
bukan sebagai pacar kakak. Tapi aku datang sebagai penyemangat belajar kakak “
itu yang kukatakan padanya. Aku ingin dia berprestasi lagi, aku ingin aku tidak
menjadi penyebab buruknya nilai orang. Aku tidak ingin melihatnya berubah tidak
seperti dulu. Aku ingin jadi motivasi, bukan penghancur.
Tentunya dia tidak mau melihatku merasa
bersalah kepadanya. Yaa, Mall. Tempat melepas penat, tampat penuh kenangan
bagiku dan baginya. Disana kita melepas suka suka bersama. Sangat indah, aku
merasakan hal yang berbeda sebelumnya. Sepertinya aku mulai benar-benar
mencintainya. Matanya selalu membuatku merasakan apa arti ketenangan.
Perhatiannya membuatku lebih percaya keajaiban cinta. Aku menyentuhnya, itu
ketidaksengajaan. Sungguh itu ketidaksengajaan. Hatiku gemeteran, sungguh
padahal aku yang mendahului. Kenapa kenapa jantungku berdegup kencang? Apa
benar aku mencintainya? Bukankah dulu aku masih bimbang saat ingin menerima
cintanya.
***
Aku melihat kak Dion sedang kumpul
dengan teman-temannya di masjid. Tapi kenapa, muka kak Dion sedih? Bukankah
setiap hari dia selalu bahagia jika sedang teman-temannya. Ini lain, dia benar-benar
sedih, benar-benar tertekan. Ya Allah apakah yang dibilang kak Arif ke kak
Dion? Aku ingin mendengarnya ya Allah. Haruskah aku mendekati mereka? Aku harus
apa ya Allah? Aku tidak sanggup melihat kak Dion sedih. Aku benar-benar tidak
sanggup ya Allah.
Kenapa kakiku melangkah menjauhi
masjid? Kakiku berdusta ya Allah! Aku ingin mendekati masjid itu. Aku
benar-benar ingin kesana Ya Allah. Tolonglah ya Allah hentikan laju lari kakiku
ini. Aku minta sekarang, hentikan lajuku dan buatlah badanku berbalik kembali ke
masjid itu. KUMOHON YA ALLAH!
Apa kakiku berhenti? Alhamdulillah.
Aku bisa kembali ke masjid dan pergi mendengarkan apa pembicaraan mereka. Tapi
kenapa badanku tak bisa berbalik. Kenapa yang aku inginkan susah untuk
dijangkau? Ya Allah. Aku sangat-sangat ingin berbalik ke tempat itu. Ini permintaan
pertama dan terakhirku. Tolong kabulkan ya Allah. Jika Engkau menghendaki
“ Loh adek Mei disini !” kak Dion
disini, untuk apa dan sejak kapan? Bukannya aku baru pergi dari masjid. Kenapa
kak Dion disini? Sungguh aku tidak menyadari kehadiran dia. Apakah akuuuu.....
Air mataku jatuh. Aneh, buat apa aku harus menangis? Aku langsung berlari ke
kelas mengabaikan kak Dion yang berdiri di situ, aku tidak mau kak Dion
melihatku menangis.
Aku bodoh. Seharusnya aku
membuatnya melihatku tersenyum daripada aku membuatnya khawatir kebingungan
melihatku berlari tak karuan. Dan sekarang, bukankah sekarang tanggal 28 November.
Berarti sebentar lagi aku 2 bulan dengan dia. Tapi sekarang dia sibuk dengan
tugas-tugasnya dan bisa dibilang aku ‘ditelantarkan’ tapi gak separah itu.
Hanya saja dia tidak perhatian dnganku hanya beberapa hari ini.
02-12-12
Tidak termasuk tanggal indah untuk
kalangan umum. Tapi sangat-sangat indah buatku. Meskipun ini hari jadian
2BULANku, tapi aku tetap merasa senang. Dan meskipun aku harus sendirian
merayakan hari ini, itu bukan masalah yang besar. Karena aku tahu nilai
akademisnya lebih penting sekarang dari pada aku dan tanggal sekarang. Aku harus
bersabar untuk hari ini saja. Atau mungkin bersabar untuk seminggu lebih.
Menjelang matahari redup, terjadi
adu mulut antara aku dengan kak Dion. Dia berkata dia tidak pantas denganku. Alasannya
karena dia terlalu jelek, terlalu bodoh, dan tidak ada yang bisa dibanggain
darinya. Tapi aku terus dan terus berkata ‘ aku tidak melihat orang dari fisik
tapi hati ‘. Tetapi dia terus merasa kalau dia kurang sempurna untukku.
Jika kak Dion membaca ini , “ aku
benar-benar suka dia. Dari dalam maupun luar. Aku sudah menerima dia tulus
hingga ujung tulang rusukku. Tanpa kakak ketahui, kakak sudah menghipnotisku. Akupun
sekarang bingung rangkaian kata yang bagaimana lagi agar kakak percaya aku
mencintai kakak dari kelebihan kakak dan kekurangan kakak,” tetapi saking
bodohnya aku, aku lupa mengirimkan ini. Malah mengirim yang lain.
“ jujur, hari ini aku
sangat-sangat bahagia karena hari 2 bulan kita. Tapi kakak merusaknya, merusak
dengan kata-kata bodoh itu. Aku cinta kakak, bukan yang lain”
14-12-12
Rasanya begitu tidak enak hari
ini. Terasa ada sinyal yang membuatku untuk menangis, menjerit, dan semacamnya
itu. Tapi, dia romantis hari ini. Dia baik-baik saja, tidak bertindak yang
aneh-aneh. Tapi aku benar-benar ingin menangis sekarang. Ingin menjerit. Buatlah
hari ini dan seterusnya hatiku selalu ceria dan tidak akan menangis lagi =)
Yang aku rasakan hanya ketakutan sekarang. ku takut kamu pergi,
aku takut dia sms kamu lagi. aku takut sakit hati lagi. aku takut bikin kamu
kecewa lagi, aku takut terlalu banyak salah yang ku lakukan dan yang paling aku
takuti tak ada lagi kata "AKU SAYANG KAMU" dari bibirmu lagi.
Aku sendiri tak tau
kenapa aku bisa bilang gini, meskipun banyak yang bilang aku lebih darimu tapi
AKU BENAR-BENAR MENCINTAIMU
15-12-12
Pagi yang indah. Pagi yang sangat
indah, aku tahu Allah tidak ingin melihatku sedih. Selamat datang pagi yang
indah ! saat bola api di tengah ufuk, mengapa hatiku kembali gelisah? Akankah terjadi
sesuatu.
Benar, saat mentari tak bersinar
lagi, saat itulah aku terjatuh kembali. Jatuh lebih dalam dari sebelumnya. Kata-katanya
tak mengenakkan hatiku. Membuatku tidak bisa menahan air mata yang terus
berontak dari mata. Dan sekian sudah hubunganku dengannya.
***