bukannya mau mengambil ide, ini cerpen aku buat berdasarkan SHORTMOVIE JUST ONE SECOND. saya tidak mencontek, tapi hanya mengembangkan SM ini atau menulis ulangnya dalam bentuk kata-kata
Just One Second
“Sudah setahun aku meninggalkan masa SMA dan bunga
pink tacoma bermekaran kembali. Banyak yang berubah dengan hidupku saat ini,
tapi ada satu hal yang masih sama. Yaitu, kenanganku tentang seorang perempuan.
Sekalipun waktu kita bersama sangatlah singkat”
***
Aku berlatih sepakbola hari ini,
tentu sangatlah capek tetapi menyenangkan. Saat aku sedang menikmati
waktu-waktu pas buang air kecil. Seorang siswi melompat dari batas WC antara WC
cowok dengan WC cewek.
“Hei!” ucapku sedikit bentak
kepadanya.
“Pintu sebelah sana terkunci,”
ucapnya langsung pergi.
Aku langsung terburu-buru menaikan
resletingku dan mengejarnya. “Hei kamu! Apakah kamu melihat sesuatu?”
Dia berhenti, “Jika iya, kenapa?”
“Are you Trippin?” dia pergi
menjauh.
Aku menemui teman-teman sepakbolaku
lagi, mereka sedang asyik membicarakan siswi sekolah ini yang katanya siswi itu
cewek yang “dijual” di hotel berbintang. Saat mereka menunjukkan fotonya,
betapa terkejutnya aku jika siswi yang dimaksud itu ada cewek yang melompat
tadi.
“Mereka bilang gadis itu dijual.
Kemarin malam, dia masuk dan keluar dari hotel. Semua cewek di sekolah ini
tidak suka terhadapnya. Apakah kamu tertarik?”
Sepulang sekolah, aku melihat siswi
itu berjalan pulang dengan menggunakan rok yang sangat pendek. Dia tidak malu
dilihat banyak murid lainnya. Seketika itu aku beranggapan dia memang “cewek
untuk dijual” tapi aku juga tidak mau melihatnya dicemooh sekelilingnya. Aku
mengejarnya hingga aku sampai di hotel khusus orang dewasa.
“Ihhh, ada laki-laki kecil manis
yang berani kesini. Sini-sini kakak temani” seorang ‘tuna susila’ sedang
menggodaku. Aku masuk ke dalam hotel dan berusaha mencari cewek tersebut. Dan
apa yang kulihat???
Looking at the falling leaves to
the ground
In not too long a new leaf will
grow
But it still hurts inside my heart
To say Goodbye, knowing that
Nothing will be the same
I took many years
To love this way
But to say goodbye
Just only a second
The leaf hasn’t even touched the
ground
And we must be apart it’s such a
pity
I want you know, that Iam sorry
Suaranya sangat indah, ternyata dia
hanya menyanyi di hotel tersebut bukan untuk dijual. Leganya hatiku. Tapi dia
melihatku saat aku mengamatinya. Aku pergi ke depan dan dia menyusulku.
“Untuk apa kamu datang kesini?”
“Aku ingin bilang bahwa rokmu
terlalu pendek. Jadi aku membawakanmu ini,” kataku sambil menunjukkan celana
seragam olahragaku.
“Tapi sepertinya kamu tidak
membutuhkan”
“Terima kasih untuk kedatanganmu”
“Jadi, rumor selama ini tidak benar?
Mengapa kamu tidak mengatakan sesuatu?” dia tidak menjawab pertanyaanku dan
berbalik badan.
“Tunggu, bisakah kita menjadi teman?”
“Aku mau menjadi temanmu, asalkan
kamu tidak membawa benda itu kembali”
Aku hanya tersenyum mendengar
jawaban dari dia. Semenjak itu dia sering menemaniku saat aku latihan bola. Aku
mengambil minumnya dan menghabiskannya. Tampaknya dia marah hehe.
“Jika kamu diberikan 1 detik dalam
sisa hidupmu, apa yang ingin kam lakukan?”
“Aku akan mencetak gol”
“tidakkah kamu memikirkan tentang
sesuatu yang lain?”
“ini adalah tahun terakhirku di
sekolah menengah. Setelah ini, aku tidak tahu kapan aku akan bermain sepakbola
lagi.” Dia mengangguk-angguk.
“bagaimana denganmu?”
“berkeliling di akhir bunga pink
tacoma akan bermekaran, dan itu sangat indah. Aku ingin melihat keindahan itu”
“ayo kita lihat itu bersama!” ajakku
“oke. Kamu jangan berpindah ke lain
hati. Aku mengandalkanmu”
“dan aku akan membawakanmu medali
emas” janjiku
“tidak mungkin” dia mengejekku
Aku mengantarkan ke hotel tempat dia
berkerja. Jujur, aku tidak ingin berpisah dengannya.
“bolehkah aku mendengarkanmu
menyanyi malam ini?” dia mengangguk.
Keesokan paginya, temanku tiba-tiba memijat
pundakku.
“Hey, kenapa kamu tidak
mengundangku?” Boy bertanya.
“Untuk apa?” tanyaku heran
“cewek ini, apakah kamu melakukan
itu bersamanya kan?” Boy memperlihatkan fotoku bersama Nattasha.
“What the hell. Apa maksudmu?”
“hey, itu sangat kasar. Lembutkan
sedikit” ucap temanku yang memijat pundakku
“Jadi, apakah dia seksi, Den?”
lanjutnya
“Sh*t, apa yang salah denganmu? Kamu
pikir kamu pahlawan?” apa yang difikiran teman-temanku ini.
“Kenapa kamu malu-malu? Seluruh
sekolah sudah mengetahui itu”
Aku langsung berlari untuk menemui
Nattasha. Aku menuju ke kelasnya berharap bertemu dengannya, tapi
teman-temannya bilang dia di ruang guru. Aku berharap dia baik-baik saja. aku
terus mencari nattasha.
“Bagaimana keadaanmu?” tanyaku saat
menemuinya.
“beberapa guru mengetahhui aku
bekerja di hotel. Jadi, aku mendapatkan peringatan.”
“Neraka dengan sekolah kemudian”
ucapku menarik tangan dan pergi dari sekolah.
- To be Continued -