Seandainya
kita masih bersama, aku tidak akan menemukan dia dia yang berbeda kitab
denganku, berbeda tempat ibadah denganku. Aku menemukan dia karena kamu yang
menelantarkan aku sendirian di hutan kegelapan yang tidak pernah aku jumpai
sebelumnya. Kamu yang berjanji menempatkanku di daerah yang ingin aku tempati
dan sekarang kau berikan tempat itu untuk perempuan lain. Aku juga wanita biasa
yang tau mana cinta dan mana rindu, aku juga ingin merasakan belaian yang kamu
berikan sekarang. Itu membuatku iri dan aku menemukan dia. Dia yang hampir sama
denganmu yang dulu. Dia yang selalu memberi perhatian sama seperti kamu dulu
kepadaku. Dia reankarnasi sifatmu dulu kepadaku yang sudah meninggal. Dia yang
selalu aku damba-dambakan agar aku tidak menangisimu setiap malam. Dia hadir
memberikan warna di hutan kegelapan tempatku sekarang hidup. Sama sepertimu
dulu yang selalu memberi warna yang berbeda dengan warna yang diberikan semua
orang untukku.
Tapi dia berbeda denganmu dan denganku. Dia setiap minggu ke
tempat shalatnya sedangkan kamu 5 kali sehari menyempatkan hadir di tempat
shalat. Dia memuji Tuhannya dengan nyanyian sedangkan kamu dengan shalawatan.
Dia selalu membawa kitab tebal dengan tulisan latin sedangkan kamu kitab tebal
dengan tulisan Arab. Dia dan kamu sangat berbeda dalam hal religi. Aku
mencintainya sama halnya aku mencintaimu. Aku merindukannya sama halnya aku
merindukanmu. Dengan begini, akan kah aku menantimu di hutan kegelapan ini yang
tanpa warna? Ataukah aku harus menerima pancaran warna yang dia berikan
kepadaku.
Semua ini berawal karena kamu meninggalkanku. Semua ini karena
kamu sudah membuangku dan membuatku putus asa untuk menunggumu. Ketahuilah aku
menunggumu, aku merindukanmu. Tapi yang ditunggu dan dirindukan malah nunggu
dan rindu sama orang lain. Mungkin ini takdirku mencintai dia yang harus
berbeda denganku. Tentu aku harus menerimanya untuk apapun. Karena hanya dialah
yang bisa membuatku menjadikan perbedaan menjadi sebuah kesatuan yang utuh yang
gak akan bisa membuat terpecah belah. Karena perbedaan itulah yang akan
menentukan seberapa besar Imanku kepada Tuhanku Allah SWT. Terima kasih untuk
kamu yang berikan awalan yang membuatku sadar kembali, bahwa kamu bukan milikku
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar